PENUNTUN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
BILANGAN KUMAN
( CEMARAN)
BILANGAN KUMAN
Metode : Agar Tuang
Tujuan :
Menentukan jumlah kuman per mililiter
atau per gram sampel
Peralatan : -
Cawan Petri - Pipet ukur
10 ml dan 1 ml
- Lampu spiritus - Tabung screw cap + rak
-
Erlenmeyer - Inkubator
Reagensia : - Buffer phosphate/NaCl 0,9 %/ Aquades steril
-
Nutrien Agar.
Spesimen :
Urine/ Makanan / Minuman / Air.
PROSEDUR :
I. PERLAKUAN SAMPEL / SPESIMEN
a.
Makanan Padat
1. Spesimen yang diterima dihancurkan dengan
menggunakan blender (apabila tidak ada blender dapat menggunakan mortir steril)
2. Masukkan 10 gr bahan tersebut ke dalam labu
erlemeyer berskala.
3. Tuangkan 90 ml NaCl 0,9% ata7u buffer phosphate
atau aquades stweril (untuk pemeriksaan Bacillus
cereus harus menggunakan larutan
buffer phophate).
4. Kocok sebanyak ±
25 kali hingga homogen.
5. Bahan dengan pengenceran tersebut siap dipergunakan
untuk pemeriksaan Bilangan Kuman.
b. Makanan cair, Minuman dan Bahan
cair lainnya.
1. Makanan cair atau minuman yang diterima dikocok
terlebih dahulu.
2. Masukkan 10 ml bahan ke dalam labu erlemeyer berskala.
3. Tuangkan 90 ml NaCl 0,9% ata7u buffer phosphate
atau aquades stweril (untuk pemeriksaan Bacillus
cereus harus menggunakan larutan
buffer phophate).
4. Kocok sebanyak ±
25 kali hingga homogen.
5. Bahan dengan pengenceran tersebut siap dipergunakan
untuk pemeriksaan Bilangan Kuman.
II. PENGENCERAN.
- Sediakan tabung screw cap steril (berisi 9 ml
NaCl 0,9% atau buffer phosphate) yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
pengenceran, beserta raknya.
- Beri etiket pengenceran 10-1 pada
tabung pertama, 10-2 pada tabung kedua, dan seterusnya (sesuai
dengan banyak pengenceran yang dilakukan).
- Pada tabung 10-1 tambahkan 1 ml
sampel yang akan diperiksa, kemudian kocok tabung tersebut sebanyak ± 25 kali.
- Ambil 1 ml dari tabung 10-1 dan
pindahkan ke tabung 10-2
secara aseptis, lalu kocok seperti di atas.
- Ambil 1 ml dari tabung 10-2 dan
pindahkan ke tabung selanjutnya secara aseptis, lalu kocok seperti di
atas.
Pekerjaan
tersebut dilanjutkan hingga ke tabung pengenceran trakhir yang dilakukan.
III. PENUANGAN (PENANAMAN)
- Sediakan cawan petri (jumalah disesuaikan dengan pengenceran
yang dilakukan) steril. Beri etiket pada cawan petri pertama dengan 10-1, cawan petri kedua
dengan 10-2, dan seterusnya.
- Ambil dari masing-masing tabung pengenceran
sebanyak 1 ml bahan yang telah diencerkan dan masukkan ke dalam cawan
petri sesuai dengan kode pengenceranya.
- Tambahkan masing-masing cawan petri dengan
nutrient agar (+ 45°C), yang telah dipersiapkan sebelumnya, secara aseptis.
- Goyangkan petri tersebut secara perlahan
hingga bahan tercampur dengan baik (campuran bahan dan nutrient agar
tersebut tidak boleh mengenai atau memercik ke tutup cawan).
- Biarkan dingin dan membeku pada tempat yang
datar.
- Masukkan ke dalam inkubator pada suhu 37°C selama 2 x 24 jam pada posisi terbalik (bagian cawan yang ada
agarnya di sebelah atas).
- Setelah 2 x 24 jam, hitung jumlah koloni yang
tumbuh pada masing-masing cawan petri dan kalikan dengan pengencerannya.
IV. PELAKUAN KONTROL
- Sediakan satu tabung screw cap steril berisi 9
ml NaCl 0,9% atau buffer phosphate
- Sediakan cawan petri (jumalah disesuaikan dengan pengenceran
yang dilakukan) steril. Beri etiket pada cawan petri pertama dengan Kontrol (K).
- Tambahkan ke dalam cawan petri tersebut
nutrient agar (+ 45°C), yang telah dipersiapkan sebelumnya, secara aseptis.
- Goyangkan petri tersebut secara perlahan
hingga bahan tercampur dengan baik. Biarkan dingin dan membeku pada tempat
yang datar. Simpan bersama dengan cawan petri yang berisi pengenceran
sampel.
PEMBACAAN HASIL DAN PELAPORAN
Pembacaan Hasil
-
Hitung jumlah koloni
pada tiap-tiap cawan petri.
-
Koloni-koloni
yang bergabung menjadi satu atau membentuk satu deretan, koloni yang terlihat
sebagai satu garis tebal atau jumlah koloninya meragukan dihitung sebagai satu
koloni kuman.
-
Hitung jumlah
koloni yang tumbuh pada cawan petri yang berisi kontrol. Bila jumlah koloninya
lebih dari 10 koloni, maka pemeriksaan harus diulangkarena sterilitas nutriet
agarnya dianggap kurang baik.
-
Bila perlu
dilakukan pemeriksaan ulang, harus menggunakan nutrient agar yang baru (bukan nutrient
agar yang sama).
Pelaporan
-
Pelaporan
didasarkan pada perhitungan jumlah koloni yang diperoleh.
-
Perhitungan
hanya dilaksanakan pada cawan petri yang jumlah koloninya berkisar antara 30
-300 koloni dan bila jumlah koloni pada cawan kontrol tidak lebih dari 10
koloni..
-
Jumlah koloni
pada masing-masing cawan harus terlebih dahulu dikurangi dengan jumlah koloni
pada cawan kontrol.
-
Rumus
perhitungan bilangan kuman dalam pengenceran :
|
n
Keternangan
:
X
= Jumlah koloni pada pengenceran 10x
antara 30 -300
K = Jumlah koloni pada kontrol
D = Faktor pengenceran
n = Jumlah cawan yang diperhitungkan
Contoh
perhitungan:
Jumlah
koloni yang tumbuh pada cawan petri:
-
Kontrol : 6 koloni Ö
-
Pengenceran 10-1 : 32.060 koloni
X
-
Pengenceran 10-2 : 3.577 koloni
X
-
Pengenceran 10-3 : 294 koloni
Ö
-
Pengenceran 10-4 : 37 koloni Ö
-
Pengenceran 10-5 : 5 koloni X
- Pengenceran 10-6 : 0
koloni X
Keteranagn : X = tidak
masuk dalam kriteria range jumlah koloni (30 – 300)
Ö = masuk dalam kriteria range jumlah koloni
(30 – 300)
Maka
perhitungan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
|
å{( X – K). D}
n
Bilangan
Kuman = {(294 – 3) x
1.000}
+ {(37
– 3) x 10.000}
2
= 291.000 +
340.000
2
= 631.000
2
= 315.500 kuman
/ 1 ml atau 1 gram
NILAI NORMAL:
1. Urine :
£ 100.000 kuman / 1ml (105)
2. Makanan, Minuman dan air : (disesuaikan dengan batas maksimum cemaran pada SK Dirjen POM
No. 03726/B/SK/VII/89)
CEMARAN
A. Pengertian
Cemaran
Cemaran adalah benda asing/bahan yang tidak
dikehendaki yang terdapat dalam suatu hasil olah makanan dan minuman.
B. Jenis
Cemaran
Secara garis besar, cemaran makanan dan minuman
dibagi atas empat jenis yaitu:
a.
Cemaran
mekanis
b.
Cemaran
biologi
c.
Cemaran
kimia
d.
Cemaran
mikrobiologi
Cemaran Mikrobiologi
Cemaran mikrobiologi pada hasil olah makanan dan
minuman dipandang sangat penting untuk mendapat perhatian walaupun mikroba
terdapat dimana-mana.
Terdapatnya mikroba di dalam bahan makanan yang
dianggap sebagai cemaran ialah apabila mikroba tersebut dapat mengakibatkan
menurunnya mutu makanan/minuman, rusaknya bahan dan mengakibatkan gangguan pada
kesehtan manusi. Pengaruh buruk cemaran tidak segera tampak setelah hasil olah
selesai diproduksi. Kecuali jika cemaran itu telah merusak bahan baku makanan.
Dalam penyimpanan dan
peredaran hasil olah, cemaran mikroba ini berarti pertambahan jumlah akan
segera meningkat, dan oleh aktivitasnya terjadi penguraian dan pembentukan zat
lain yang berbau tidak sedap atau yang bersifat racun. Dapat pula mikrobaitu jumlahnya
meningkat dan menyebabkan berbagi penyakit, yang dapat membahayakan kesehatan
manusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar