Kamis, 26 April 2012

Mycrobacterium Tuberkulosis

         Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan bisa berakibat fatal, yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum. 

            Tuberkulosis menunjukkan penyakit yang paling sering disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, tetapi kadang disebabkan oleh M.bovis atau M.africanum. 

            Bakteri lainnya menyebabkan penyakit yang menyerupai tuberkulosis, tetapi tidak menular dan sebagian besar memberikan respon yang buruk terhadap obat-obatan yang sangat efektif mengobati tuberkulosis. 

            Tuberkulosis ditularkan melalui udara yang terkontaminasi oleh bakteri M. tuberculosis. 
Udara terkontaminasi oleh bakteri karena penderita tuberkulosis aktif melepaskan bakteri melalui batuk dan bakteri bisa bertahan dalam udara selama beberapa jam. 

            Janin bisa tertular dari ibunya sebelum atau selama proses persalinan karena menghirup atau menelan cairan ketuban yang terkontaminasi. Bayi bisa tertular karena menghirup udara yang mengandung bakteri. 


            Di negara-negara berkembang, anak-anak terinfeksi oleh mikobakterium lainnya yang menyebabkan tuberkulosis. Organisme ini disebut M. bovis, yang bisa disebarkan melalui susu yang tidak disterilkan. 

            Sistem kekebalan seseorang yang terinfeksi oleh tuberkulosis biasanya menghancurkan bakteri atau menahannya di tempat terjadinya infeksi. Kadang bakteri tidak dimusnahkan tetapi tetap berada dalam bentuk tidak aktif (dorman) di dalam makrofag (sejenis sel darah putih) selama bertahun-tahun. 

            Sekitar 80% infeksi tuberkulosis terjadi akibat pengaktivan kembali bakteri yang dorman. Bakteri yang tinggal di dalam jaringan parut akibat infeksi sebelumnya (biasanya di puncak salah satu atau kedua paru-paru) mulai berkembangbiak. Pengaktivan bakteri dorman ini bisa terjadi jika sistem kekebalan penderita menurun (misalnya karena AIDS, pemakaian kortikosteroid atau lanjut usia). 

            Biasanya seseorang yang terinfeksi oleh tuberkulosis memiliki peluang sebesar 5% untuk mengalami suatu infeksi aktif dalam waktu 1-2 tahun.

            Perkembangan tuberkulosis pada setiap orang bervariasi, tergantung kepada berbagai faktor: 
# Suku : tuberkulosis berkembang lebih cepat pada orang kulit hitam dan penduduk asli Amerika 
# Sistem kekebalan : infeksi aktif lebih sering dan lebih cepat terjadi pada penderita AIDS. Penderita AIDS memiliki peluang sebesar 50% utnuk menderita infeksi aktif dalam waktu 2 bulan. Jika bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik, maka kemungkinan meninggal pada penderita AIDS dan tuberkulosis dalam waktu 2 bulan adalah sebesar 50%. 
Tuberkulosis aktif biasanya dimulai di paru-paru (tuberkulosis pulmoner).

            Tuberkulosis yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner) biasanya berasal dari tuberkulosis pulmoner yang telah menyebar melalui darah. Infeksi bisa tidak menyebabkan penyakit, tetapi bakteri tetap hidup dorman di dalam jaringan parut yang kecil. 

Tuberkulosis milier 

            Tuberkulosis yang bisa berakibat fatal dapat terjadi jika sejumlah besar bakteri menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Infeksi ini disebut tuberkulosis milier, karena menyebabkan terbentuknya jutaan luka kecil seukuran jewawut (makanan burung). 
Gejala tuberkulosis milier bisa sangat samar dan sulit dikenali; yaitu berupa penurunan berat badan, demam, menggigil, lemah, tidak enak badan dan gangguan pernafasan. 

            Jika menyerang sumsum tulang, bisa terjadi anemia berat dan kelainan darah lainnya, yang menyerupai leukemia. Pelepasan bakteri sewaktu-waktu ke dalam aliran darah dari luka yang tersembunyi bisa menyebabkan demam yang hilang-timbul, disertai penurunan berat badan secara bertahap. 


PENYEBAB 

            Bakteri Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum.


GEJALA 

          Pada awalnya penderita hanya merasakan tidak sehat atau batuk. 
Pada pagi hari, batuk bisa disertai sedikit dahak berwarna hijau atau kuning. Jumlah dahak biasanya akan bertambah banyak, sejalan dengan perkembangan penyakit. Pada akhirnya, dahak akan berwarna kemerahan karena mengandung darah. 

         Salah satu gejala yang paling sering ditemukan adalah berkeringat di malam hari. Penderita sering terbangun di malam hari karena tubuhnya basah kuyup oleh keringat sehingga pakaian atau bahkan sepreinya harus diganti. 

         Sesak nafas merupakan pertanda adanya udara (pneumotoraks atau cairan (efusi pleura) di dalam rongga pleura.Sekitar sepertiga infeksi ditemukan dalam bentuk efusi pleura.



           Pada infeksi tuberkulosis yang baru, bakteri pindah dari luka di paru-paru ke dalam kelenjar getah bening yang berasal dari paru-paru. Jika sistem pertahanan tubuh alami bisa mengendalikan infeksi, maka infeksi tidak akan berlanjut dan bakteri menjadi dorman. 

           Pada anak-anak, kelenjar getah bening menjadi besar dan menekan tabung bronkial dan menyebabkan batuk atau bahkan mungkin menyebabkan penciutan paru-paru. Kadang bakteri naik ke saluran getah bening dan membentuk sekelompok kelenjar getah bening di leher. Infeksi pada kelenjar getah  bening ini bisa menembus kulit dan menghasilkan nanah. 

            Tuberkulosis bisa menyerang organ tubuh selain paru-paru dan keadaan ini disebut tuberkulosis ekstrapulmoner. Bagian tubuh yang paling sering terkena adalah ginjal dan tulang. 
Tuberkulosis ginjal bisa hanya menghasilkan sedikit gejala, tetapi infeksi bisa menghancurkan sebagian dari ginjal. Lalu tuberkulosis bisa menyebar ke kandung kemih




Tuberkulosis ginjalPada pria, infeksi juga bisa menyebar ke prostat, vesikula seminalis dan epididimis, menyebabkan terbentuknya benjolan di dalam kantung zakar.  Pada wanita, tuberkulosis bisa menyerang indung telur dan salurannya, sehingga terjadi kemandulan. Dari indung telur, infeksi bisa menyebar ke selaput rongga perut dan menyebabkan peritonitis tuberkulosis, dengan gejala berupa lelah, nyeri perut disertai nyeri tekan ringan sampai nyeri hebat yang menyerupai radang usus buntu. 

            Infeksi bisa menyebar ke persendian, menyebabkan artritis tuberkulosis.
Sendi meradang dan nyeri. Yang paling sering terkena adalah sendi pinggul dan lutut; tetapi bisa juga menyerang tulang pergelangan tangan, tangan dan sikut.  Tuberkulosis bisa menginfeksi kulit, usus dan kelenjar adrenal.  Infeksi pada dinding aorta (arteri utama) menyebabkan pecahnya aorta. Infeksi pada kantung jantung menyebabkan perikarditis tuberkulosis, dimana perikardiuim teregang oleh cairan. Cairan ini bisa mengganggu kemampuan jantung dalam memompa darah. Gejalanya berupa demam, pelebaran vena leher dan sesak nafas. 

            Infeksi pada dasar otak disebut meningitis tuberkulosis. 
Gejalanya berupa demam, sakit kepala yang menetap, mual dan penurunan kesadaran. Kuduk sangat kaku sehingga dagu tidak dapat didekatkan ke dada. 
Kadang setelah meningitisnya membaik, akan terbentuk massa di dalam otak, yang disebut tuberkuloma. Tuberkuloma bisa menyebabkan kelemahan otot (seperti yang terjadi pada stroke) dan harus diangkat melalui pembedahan. 

            Pada anak-anak, bakteri bisa menginfeksi tulang belakang dan ujung tulang-tulang panjang pada lengan dan tungkai.  Jika keadaan ini tidak segera diatasi, bisa terjadi kolaps pada 1 atau 2 tulan belakang yang dapat menyebabkan kelumpuhan.  Di negara-negara berkembang, bakteri tuberkulosis bisa disebarkan melalui susu yang terkontaminasi dan tinggal di dalam kelenjar getah bening leher atau di dalam usus halus. 
            Selaput lendir dari saluran pencernaan resisten terhadap bakteri, karena itu infeksi baru terjadi jika bakteri terdapat dalam jumlah yang sangat banyak atau jika terdapat gangguan sistem kekebalan.  Tuberkulosis intestinalis bisa tidak menimbulkan gejala, tetapi menyebabkan pertumbuhan jaringan yang abnormal di daerah yang terinfeksi, yang bisa disalahartikan sebagai kanker. 

Tuberkulosis pada berbagai organ 

Bagian Yg Terinfeksi
Gejala atau komplikasi
Rongga perut
Lelah, nyeri tekan ringan, nyeri seperti apendisitis
Kandung kemih
Nyeri ketika berkemih
Otak
Demam, sakit kepala, mual, penurunan kesadaran, kerusakan otak yg menyebabkan terjadinya koma
Perikardium
Demam, pelebaran vena leher, sesak nafas
Persendian
Gejala yg menyerupai artritis
Ginjal
Kerusakan gijal, infeksi di sekitar ginjal
Organ reproduksi pria
Benjolan di dalam kantung zakar
Organ reproduksi wanita
Kemandulan
Tulang belakang
Nyeri, kollaps tulang belakang & kelumpuhan tungkai

DIAGNOSA 

            Yang seringkali merupakan petunjuk awal dari tuberkulosis adalah foto rontgen dada. Penyakit ini tampak sebagai daerah putih yang bentuknya tidak teratur dengan latar belakang hitam.  Rontgen juga bisa menunjukkan efusi pleura atau pembesaran jantung (perikarditis). 
           

            Pemeriksaan diagnostik untuk tuberkulosis adalah: 

1. Tes kulit tuberkulin, disuntikkan sejumlah kecil protein yang berasal dari bakteri tuberkulosis ke dalam lapisan kulit (biasanya di lengan). 2 hari kemudian dilakukan pengamatan pada daerah suntikan, jika terjadi pembengkakand an kemerahan, maka hasilnya adalah positif. 
2. Pemeriksaan dahak, cairan tubuh atau jaringan yang terinfeksi. Dengan sebuah jarum diambil contoh cairan dari dada, perut, sendi atau sekitar jantung. Mungkin perlu dilakukan biopsi untuk memperoleh contoh jaringan yang terinfeksi. 

            Untuk memastikan diagnosis meningitis tuberkulosis, dilakukan pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) terhadap cairan serebrospinalis. 
Untuk memastikan tuberkulosis ginjal, bisa dilakukan pemeriksaan PCR terhadap air kemih penderita atau pemeriksaan rontgen dengan zat warna khusus untuk menggambarkan adanya massa atau rongga abnormal yang disebabkan oleh tuberkulosis. Kadang perlu dilakukan pengambilan contoh massa tersebut untuk membedakan antara kanker dan tuberkulosis. 

            Untuk memastikan diagnosis tuberkulosis pada organ reproduksi wanita, dilakukan pemeriksaan panggul melalui laparoskopi. 
Pada kasus-kasus tertentu perlu dilakukan pemeriksaan terhadap contoh jaringan hati, kelenjar getah bening atau sumsum tulang. 

PENGOBATAN 

Terdapat 5 jenis antibotik yang dapat digunakan. 
            Suatu infeksi tuberkulosis pulmoner aktif seringkali mengandung 1 miliar atau lebih bakteri, sehingga pemberian 1 macam obat akan menyisakan ribuan organisme yang benar-benar resisten terhadap obat tersebut. Karena itu, paling tidak, diberikan 2 macam obat yang memiliki mekanisme kerja yang berlainan dan kedua obat ini akan bersama-sama memusnahkan semua bakteri. 
            Setelah penderita benar-benar sembuh, pengobatan harus terus dilanjutkan, karena diperlukan waktu yang lama untuk memusnahkan semua bakteri dan untuk mengurangi kemungkinan terjadi kekambuhan. 

            Antibiotik yang paling sering digunakan adalah isoniazid, rifampicin, pirazinamid, streptomisin dan etambutol. 

            Isoniazid, rifampicin dan pirazinamid dapat digabungkan dalam 1 kapsul, sehingga mengurangi jumlah pil yang harus ditelan oleh penderita. 
Ketiga obat ini bisa menyebabkan mual dan muntah sebagai akibat dari efeknya terhadap hati. Jika timbul mual dan muntah, maka pemakaian obat harus dihentikan sampai dilakukan tes fungsi hati. 
            Jika tes fungsi hati menunjukkan adanya reaksi terhadap salah dari ketiga obat tersebut, maka biasanya obat yang bersangkutan diganti dengan obat yang lain. 

Pemberian etambutol diawali dengan dosis yang relatif tinggi untuk membantu mengurangi jumlah bakteri dengan segera. Setelah 2 bulan, dosisnya dikurangi untuk menghindari efek samping yang berbahaya terhadap mata. 

            Streptomisin merupakan obat pertama yang efektif melawan tuberkulosis, tetapi harus diberikan dalam bentuk suntikan. Jika diberikan dalam dosis tinggi atau pemakaiannya berlanjut sampai lebih dari 3 bulan, streptomisin bisa menyebabkan gangguan pendengaran dan keseimbangan. 

            Jika penderita benar-benar mengikuti pengobatan dengan teratur, maka tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian paru-paru. 
Kadang pembedahan dilakukan untuk membuang nanah atau memperbaiki kelainan bentuk tulang belakang akibat tuberkulosis. 

PENCEGAHAN 

            Terdapat beberapa cara untuk mencegah tuberkulosis: 
# Sinar ultraviolet pembasmi bakteri, bisa digunakan di tempat-tempat dimana sekumpulan orang dengan berbagai penyakit harus duduk bersama-sama selama beberapa jam (misalnya di rumah sakit, ruang tunggu gawat darurat). Sinar ini bisa membunuh bakteri yang terdapat di dalam udara. 
# Isoniazid sangat efektif jika diberikan kepada orang-orang dengan resiko tinggi tuberkulosis, misalnya petugas kesehatan dengan hasil tes tuberkulin positif, tetapi hasil rontgen tidak menunjukkan adanya penyakit. Isoniazid diminum setiap hari selama 6-9 bulan. 

            Penderita tuberkulosis pulmoner yang sedang menjalani pengobatan tidak perlu diisolasi lebih dari beberapa hari karena obatnya bekerja secara cepat sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penularan. Tetapi penderita yang mengalami batuk dan tidak menjalani pengobatan secara teratur, perlu diisolasi lebih lama karena bisa menularkan penyakitnya 



            Penderita biasanya tidak lagi dapat menularkan penyakitnya setalah menjalani pengobatan selama 10-14 hari. 

            Di negara-negara berkembang, vaksin BCG digunakan untuk mencegah infeksi oleh M. tuberculosis. 




Rabu, 25 April 2012


PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
BILANGAN KUMAN
( CEMARAN)







                                      BILANGAN KUMAN

Metode           : Agar Tuang
Tujuan       : Menentukan jumlah kuman per mililiter  atau per gram sampel
Peralatan        : - Cawan Petri                   - Pipet ukur 10 ml dan 1 ml
                           - Lampu spiritus              - Tabung screw cap + rak
                           - Erlenmeyer                    - Inkubator
Reagensia       :  -  Buffer phosphate/NaCl 0,9 %/ Aquades steril
   -  Nutrien Agar.
Spesimen        : Urine/ Makanan / Minuman / Air.
PROSEDUR    :

I.   PERLAKUAN SAMPEL / SPESIMEN

a.   Makanan Padat
1.     Spesimen yang diterima dihancurkan dengan menggunakan blender (apabila tidak ada blender dapat menggunakan mortir steril)
2.    Masukkan 10 gr bahan tersebut ke dalam labu erlemeyer berskala.
3.    Tuangkan 90 ml NaCl 0,9% ata7u buffer phosphate atau aquades stweril (untuk pemeriksaan Bacillus cereus  harus menggunakan larutan buffer phophate).
4.    Kocok sebanyak ± 25 kali hingga homogen.
5.    Bahan dengan pengenceran tersebut siap dipergunakan untuk pemeriksaan Bilangan Kuman.
b. Makanan cair, Minuman dan Bahan cair lainnya.
1.     Makanan cair atau minuman yang diterima dikocok terlebih dahulu.
2.    Masukkan 10 ml bahan ke dalam labu erlemeyer berskala.
3.    Tuangkan 90 ml NaCl 0,9% ata7u buffer phosphate atau aquades stweril (untuk pemeriksaan Bacillus cereus  harus menggunakan larutan buffer phophate).
4.    Kocok sebanyak ± 25 kali hingga homogen.
5.    Bahan dengan pengenceran tersebut siap dipergunakan untuk pemeriksaan Bilangan Kuman.

II. PENGENCERAN.

  1. Sediakan tabung screw cap steril (berisi 9 ml NaCl 0,9% atau buffer phosphate) yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pengenceran, beserta raknya.
  2. Beri etiket pengenceran 10-1 pada tabung pertama, 10-2 pada tabung kedua, dan seterusnya (sesuai dengan banyak pengenceran yang dilakukan).
  3. Pada tabung 10-1 tambahkan 1 ml sampel yang akan diperiksa, kemudian kocok tabung tersebut sebanyak ± 25 kali.
  4. Ambil 1 ml dari tabung 10-1 dan pindahkan ke tabung  10-2 secara aseptis, lalu kocok seperti di atas.
  5. Ambil 1 ml dari tabung 10-2 dan pindahkan ke tabung selanjutnya secara aseptis, lalu kocok seperti di atas.
Pekerjaan tersebut dilanjutkan hingga ke tabung pengenceran trakhir yang dilakukan.

III.     PENUANGAN (PENANAMAN)

  1. Sediakan cawan petri  (jumalah disesuaikan dengan pengenceran yang dilakukan) steril. Beri etiket pada cawan petri pertama dengan  10-1, cawan petri kedua dengan 10-2, dan seterusnya.
  2. Ambil dari masing-masing tabung pengenceran sebanyak 1 ml bahan yang telah diencerkan dan masukkan ke dalam cawan petri sesuai dengan kode pengenceranya.
  3. Tambahkan masing-masing cawan petri dengan nutrient agar (+ 45°C), yang telah dipersiapkan sebelumnya, secara aseptis.
  4. Goyangkan petri tersebut secara perlahan hingga bahan tercampur dengan baik (campuran bahan dan nutrient agar tersebut tidak boleh mengenai atau memercik ke tutup cawan).
  5. Biarkan dingin dan membeku pada tempat yang datar.
  6. Masukkan ke dalam inkubator pada suhu 37°C selama 2 x 24 jam pada posisi terbalik (bagian cawan yang ada agarnya di sebelah atas).
  7. Setelah 2 x 24 jam, hitung jumlah koloni yang tumbuh pada masing-masing cawan petri dan kalikan dengan pengencerannya.

IV.      PELAKUAN KONTROL

  1. Sediakan satu tabung screw cap steril berisi 9 ml NaCl 0,9% atau buffer phosphate
  2. Sediakan cawan petri  (jumalah disesuaikan dengan pengenceran yang dilakukan) steril. Beri etiket pada cawan petri pertama dengan  Kontrol (K).
  3. Tambahkan ke dalam cawan petri tersebut nutrient agar (+ 45°C), yang telah dipersiapkan sebelumnya, secara aseptis.
  4. Goyangkan petri tersebut secara perlahan hingga bahan tercampur dengan baik. Biarkan dingin dan membeku pada tempat yang datar. Simpan bersama dengan cawan petri yang berisi pengenceran sampel.

PEMBACAAN HASIL DAN PELAPORAN

Pembacaan Hasil

-          Hitung jumlah koloni pada tiap-tiap cawan petri.
-          Koloni-koloni yang bergabung menjadi satu atau membentuk satu deretan, koloni yang terlihat sebagai satu garis tebal atau jumlah koloninya meragukan dihitung sebagai satu koloni kuman.
-          Hitung jumlah koloni yang tumbuh pada cawan petri yang berisi kontrol. Bila jumlah koloninya lebih dari 10 koloni, maka pemeriksaan harus diulangkarena sterilitas nutriet agarnya dianggap kurang baik.
-          Bila perlu dilakukan pemeriksaan ulang, harus menggunakan nutrient agar yang baru (bukan nutrient agar yang sama).

Pelaporan

-          Pelaporan didasarkan pada perhitungan jumlah koloni yang diperoleh.
-          Perhitungan hanya dilaksanakan pada cawan petri yang jumlah koloninya berkisar antara 30 -300 koloni dan bila jumlah koloni pada cawan kontrol tidak lebih dari 10 koloni..
-          Jumlah koloni pada masing-masing cawan harus terlebih dahulu dikurangi dengan jumlah koloni pada cawan kontrol.
-          Rumus perhitungan bilangan kuman dalam pengenceran : 


Bilangan Kuman =
 
                                                å{( X – K). D}
                                                                       n

Keternangan :
X   = Jumlah koloni pada pengenceran 10x antara 30 -300
K    = Jumlah koloni pada kontrol
D   = Faktor pengenceran
n    = Jumlah cawan yang diperhitungkan



Contoh perhitungan:

Jumlah koloni yang tumbuh pada cawan petri:
- Kontrol                     :           6 koloni  Ö
- Pengenceran 10-1    : 32.060 koloni  X
- Pengenceran 10-2    :  3.577 koloni  X
- Pengenceran 10-3    :      294 koloni  Ö
- Pengenceran 10-4    :         37 koloni  Ö
- Pengenceran 10-5    :          5 koloni  X
- Pengenceran 10-6    :          0 koloni  X
Keteranagn : X     =      tidak masuk dalam kriteria range jumlah koloni (30 – 300)
Ö      =      masuk dalam kriteria range jumlah koloni (30 – 300)

Maka perhitungan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Bilangan Kuman =
 


                          å{( X – K). D}
                                            n
Bilangan Kuman   = {(294 – 3) x 1.000}{(37 – 3) x 10.000}
                                                                 2

                              = 291.000 + 340.000
                                               2
                 
                              = 631.000
                                       2

                              = 315.500 kuman / 1 ml atau 1 gram


NILAI NORMAL:
1. Urine                                         : £ 100.000 kuman / 1ml  (105)
2. Makanan, Minuman dan air   : (disesuaikan dengan batas maksimum cemaran pada SK Dirjen POM No. 03726/B/SK/VII/89)          





CEMARAN

A.  Pengertian Cemaran
Cemaran adalah benda asing/bahan yang tidak dikehendaki yang terdapat dalam suatu hasil olah makanan dan minuman.

B.  Jenis Cemaran
Secara garis besar, cemaran makanan dan minuman dibagi atas empat jenis yaitu:
a.                    Cemaran mekanis
b.                    Cemaran biologi
c.                    Cemaran kimia
d.                    Cemaran mikrobiologi

Cemaran Mikrobiologi
Cemaran mikrobiologi pada hasil olah makanan dan minuman dipandang sangat penting untuk mendapat perhatian walaupun mikroba terdapat dimana-mana.
Terdapatnya mikroba di dalam bahan makanan yang dianggap sebagai cemaran ialah apabila mikroba tersebut dapat mengakibatkan menurunnya mutu makanan/minuman, rusaknya bahan dan mengakibatkan gangguan pada kesehtan manusi. Pengaruh buruk cemaran tidak segera tampak setelah hasil olah selesai diproduksi. Kecuali jika cemaran itu telah merusak bahan baku makanan.
Dalam penyimpanan dan peredaran hasil olah, cemaran mikroba ini berarti pertambahan jumlah akan segera meningkat, dan oleh aktivitasnya terjadi penguraian dan pembentukan zat lain yang berbau tidak sedap atau yang bersifat racun. Dapat pula mikrobaitu jumlahnya meningkat dan menyebabkan berbagi penyakit, yang dapat membahayakan kesehatan manusi.