Tuberkulosis adalah suatu infeksi
menular dan bisa berakibat fatal, yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum.
Tuberkulosis menunjukkan penyakit yang paling sering disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, tetapi kadang disebabkan oleh M.bovis atau M.africanum.
Bakteri lainnya menyebabkan penyakit yang menyerupai tuberkulosis, tetapi tidak menular dan sebagian besar memberikan respon yang buruk terhadap obat-obatan yang sangat efektif mengobati tuberkulosis.
Tuberkulosis ditularkan melalui udara yang terkontaminasi oleh bakteri M. tuberculosis.
Udara terkontaminasi oleh bakteri karena penderita tuberkulosis aktif melepaskan bakteri melalui batuk dan bakteri bisa bertahan dalam udara selama beberapa jam.
Janin bisa tertular dari ibunya sebelum atau selama proses persalinan karena menghirup atau menelan cairan ketuban yang terkontaminasi. Bayi bisa tertular karena menghirup udara yang mengandung bakteri.
Di negara-negara berkembang, anak-anak terinfeksi oleh mikobakterium lainnya yang menyebabkan tuberkulosis. Organisme ini disebut M. bovis, yang bisa disebarkan melalui susu yang tidak disterilkan.
Sistem kekebalan seseorang yang terinfeksi oleh tuberkulosis biasanya menghancurkan bakteri atau menahannya di tempat terjadinya infeksi. Kadang bakteri tidak dimusnahkan tetapi tetap berada dalam bentuk tidak aktif (dorman) di dalam makrofag (sejenis sel darah putih) selama bertahun-tahun.
Sekitar 80% infeksi tuberkulosis terjadi akibat pengaktivan kembali bakteri yang dorman. Bakteri yang tinggal di dalam jaringan parut akibat infeksi sebelumnya (biasanya di puncak salah satu atau kedua paru-paru) mulai berkembangbiak. Pengaktivan bakteri dorman ini bisa terjadi jika sistem kekebalan penderita menurun (misalnya karena AIDS, pemakaian kortikosteroid atau lanjut usia).
Biasanya seseorang yang terinfeksi oleh tuberkulosis memiliki peluang sebesar 5% untuk mengalami suatu infeksi aktif dalam waktu 1-2 tahun.
Perkembangan tuberkulosis pada setiap orang bervariasi, tergantung kepada berbagai faktor:
# Suku : tuberkulosis berkembang lebih cepat pada orang kulit hitam dan penduduk asli Amerika
# Sistem kekebalan : infeksi aktif lebih sering dan lebih cepat terjadi pada penderita AIDS. Penderita AIDS memiliki peluang sebesar 50% utnuk menderita infeksi aktif dalam waktu 2 bulan. Jika bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik, maka kemungkinan meninggal pada penderita AIDS dan tuberkulosis dalam waktu 2 bulan adalah sebesar 50%.
Tuberkulosis aktif biasanya dimulai di paru-paru (tuberkulosis pulmoner).
Tuberkulosis yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner) biasanya berasal dari tuberkulosis pulmoner yang telah menyebar melalui darah. Infeksi bisa tidak menyebabkan penyakit, tetapi bakteri tetap hidup dorman di dalam jaringan parut yang kecil.
Tuberkulosis milier
Tuberkulosis yang bisa berakibat fatal dapat terjadi jika sejumlah besar bakteri menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Infeksi ini disebut tuberkulosis milier, karena menyebabkan terbentuknya jutaan luka kecil seukuran jewawut (makanan burung).
Gejala tuberkulosis milier bisa sangat samar dan sulit dikenali; yaitu berupa penurunan berat badan, demam, menggigil, lemah, tidak enak badan dan gangguan pernafasan.
Jika menyerang sumsum tulang, bisa terjadi anemia berat dan kelainan darah lainnya, yang menyerupai leukemia. Pelepasan bakteri sewaktu-waktu ke dalam aliran darah dari luka yang tersembunyi bisa menyebabkan demam yang hilang-timbul, disertai penurunan berat badan secara bertahap.
PENYEBAB
Bakteri Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum.
GEJALA
Pada awalnya penderita hanya merasakan tidak sehat atau batuk.
Pada pagi hari, batuk bisa disertai sedikit dahak berwarna hijau atau kuning. Jumlah dahak biasanya akan bertambah banyak, sejalan dengan perkembangan penyakit. Pada akhirnya, dahak akan berwarna kemerahan karena mengandung darah.
Salah satu gejala yang paling sering ditemukan adalah berkeringat di malam hari. Penderita sering terbangun di malam hari karena tubuhnya basah kuyup oleh keringat sehingga pakaian atau bahkan sepreinya harus diganti.
Sesak nafas merupakan pertanda adanya udara (pneumotoraks atau cairan (efusi pleura) di dalam rongga pleura.Sekitar sepertiga infeksi ditemukan dalam bentuk efusi pleura.
Pada infeksi tuberkulosis yang baru,
bakteri pindah dari luka di paru-paru ke dalam kelenjar getah bening yang
berasal dari paru-paru. Jika sistem pertahanan tubuh alami bisa mengendalikan
infeksi, maka infeksi tidak akan berlanjut dan bakteri menjadi dorman.
Pada anak-anak,
kelenjar getah bening menjadi besar dan menekan tabung bronkial dan menyebabkan
batuk atau bahkan mungkin menyebabkan penciutan paru-paru. Kadang bakteri naik
ke saluran getah bening dan membentuk sekelompok kelenjar getah bening di
leher. Infeksi pada kelenjar getah bening ini bisa menembus kulit dan menghasilkan
nanah.
Tuberkulosis
bisa menyerang organ tubuh selain paru-paru dan keadaan ini disebut
tuberkulosis ekstrapulmoner. Bagian
tubuh yang paling sering terkena adalah ginjal dan tulang.
Tuberkulosis ginjal
bisa hanya menghasilkan sedikit gejala, tetapi infeksi bisa menghancurkan
sebagian dari ginjal. Lalu tuberkulosis bisa menyebar ke kandung kemih
Tuberkulosis ginjalPada pria, infeksi juga bisa menyebar ke
prostat, vesikula seminalis dan epididimis, menyebabkan terbentuknya benjolan
di dalam kantung zakar. Pada wanita, tuberkulosis bisa menyerang indung telur dan salurannya,
sehingga terjadi kemandulan. Dari indung telur, infeksi bisa menyebar ke selaput
rongga perut dan menyebabkan peritonitis tuberkulosis, dengan gejala berupa
lelah, nyeri perut disertai nyeri tekan ringan sampai nyeri hebat yang
menyerupai radang usus buntu.
Infeksi bisa menyebar ke persendian,
menyebabkan artritis tuberkulosis.
Sendi meradang dan nyeri. Yang paling sering
terkena adalah sendi pinggul dan lutut; tetapi bisa juga menyerang tulang
pergelangan tangan, tangan dan sikut. Tuberkulosis bisa menginfeksi kulit, usus dan kelenjar adrenal.
Infeksi pada dinding aorta (arteri utama)
menyebabkan pecahnya aorta. Infeksi pada
kantung jantung menyebabkan perikarditis tuberkulosis, dimana perikardiuim
teregang oleh cairan. Cairan ini bisa mengganggu kemampuan jantung dalam
memompa darah. Gejalanya berupa demam, pelebaran vena leher dan sesak nafas.
Infeksi pada dasar otak disebut
meningitis tuberkulosis.
Gejalanya berupa demam, sakit kepala yang
menetap, mual dan penurunan kesadaran. Kuduk sangat kaku sehingga dagu tidak
dapat didekatkan ke dada.
Kadang setelah meningitisnya membaik, akan
terbentuk massa di dalam otak, yang disebut tuberkuloma. Tuberkuloma bisa
menyebabkan kelemahan otot (seperti yang terjadi pada stroke) dan harus
diangkat melalui pembedahan.
Pada anak-anak, bakteri bisa
menginfeksi tulang belakang dan ujung tulang-tulang panjang pada lengan dan
tungkai. Jika keadaan ini tidak
segera diatasi, bisa terjadi kolaps pada 1 atau 2 tulan belakang yang dapat
menyebabkan kelumpuhan. Di
negara-negara berkembang, bakteri tuberkulosis bisa disebarkan melalui susu yang
terkontaminasi dan tinggal di dalam kelenjar getah bening leher atau di dalam
usus halus.
Selaput lendir dari saluran
pencernaan resisten terhadap bakteri, karena itu infeksi baru terjadi jika
bakteri terdapat dalam jumlah yang sangat banyak atau jika terdapat gangguan
sistem kekebalan. Tuberkulosis
intestinalis bisa tidak menimbulkan gejala, tetapi menyebabkan pertumbuhan
jaringan yang abnormal di daerah yang terinfeksi, yang bisa disalahartikan
sebagai kanker.
Tuberkulosis pada berbagai organ
Bagian Yg Terinfeksi
|
Gejala atau komplikasi
|
Rongga perut
|
Lelah, nyeri tekan ringan, nyeri seperti apendisitis
|
Kandung kemih
|
Nyeri ketika berkemih
|
Otak
|
Demam, sakit kepala, mual, penurunan kesadaran, kerusakan otak
yg menyebabkan terjadinya koma
|
Perikardium
|
Demam, pelebaran vena leher, sesak nafas
|
Persendian
|
Gejala yg menyerupai artritis
|
Ginjal
|
Kerusakan gijal, infeksi di sekitar ginjal
|
Organ reproduksi pria
|
Benjolan di dalam kantung zakar
|
Organ reproduksi wanita
|
Kemandulan
|
Tulang belakang
|
Nyeri, kollaps tulang belakang & kelumpuhan tungkai
|
DIAGNOSA
Yang seringkali merupakan petunjuk
awal dari tuberkulosis adalah foto rontgen dada. Penyakit ini tampak sebagai
daerah putih yang bentuknya tidak teratur dengan latar belakang hitam.
Rontgen juga bisa menunjukkan efusi pleura atau
pembesaran jantung (perikarditis).
Pemeriksaan diagnostik untuk
tuberkulosis adalah:
1. Tes kulit tuberkulin, disuntikkan sejumlah
kecil protein yang berasal dari bakteri tuberkulosis ke dalam lapisan kulit
(biasanya di lengan). 2 hari kemudian dilakukan pengamatan pada daerah
suntikan, jika terjadi pembengkakand an kemerahan, maka hasilnya adalah
positif.
2. Pemeriksaan dahak, cairan tubuh atau jaringan
yang terinfeksi. Dengan sebuah jarum diambil contoh cairan dari dada, perut,
sendi atau sekitar jantung. Mungkin perlu dilakukan biopsi untuk memperoleh
contoh jaringan yang terinfeksi.
Untuk memastikan diagnosis meningitis
tuberkulosis, dilakukan pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) terhadap
cairan serebrospinalis.
Untuk memastikan tuberkulosis ginjal, bisa
dilakukan pemeriksaan PCR terhadap air kemih penderita atau pemeriksaan rontgen
dengan zat warna khusus untuk menggambarkan adanya massa atau rongga abnormal
yang disebabkan oleh tuberkulosis. Kadang perlu dilakukan pengambilan contoh
massa tersebut untuk membedakan antara kanker dan tuberkulosis.
Untuk memastikan diagnosis
tuberkulosis pada organ reproduksi wanita, dilakukan pemeriksaan panggul
melalui laparoskopi.
Pada kasus-kasus tertentu perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap contoh jaringan hati, kelenjar getah bening atau sumsum
tulang.
PENGOBATAN
Terdapat 5 jenis antibotik yang dapat digunakan.
Suatu infeksi tuberkulosis pulmoner
aktif seringkali mengandung 1 miliar atau lebih bakteri, sehingga pemberian 1
macam obat akan menyisakan ribuan organisme yang benar-benar resisten terhadap
obat tersebut. Karena itu, paling tidak, diberikan 2 macam obat yang memiliki
mekanisme kerja yang berlainan dan kedua obat ini akan bersama-sama memusnahkan
semua bakteri.
Setelah penderita benar-benar sembuh,
pengobatan harus terus dilanjutkan, karena diperlukan waktu yang lama untuk
memusnahkan semua bakteri dan untuk mengurangi kemungkinan terjadi kekambuhan.
Antibiotik yang paling sering
digunakan adalah isoniazid, rifampicin, pirazinamid, streptomisin dan
etambutol.
Isoniazid, rifampicin dan pirazinamid
dapat digabungkan dalam 1 kapsul, sehingga mengurangi jumlah pil yang harus
ditelan oleh penderita.
Ketiga obat ini bisa menyebabkan mual dan muntah
sebagai akibat dari efeknya terhadap hati. Jika timbul mual dan muntah, maka
pemakaian obat harus dihentikan sampai dilakukan tes fungsi hati.
Jika tes fungsi hati menunjukkan
adanya reaksi terhadap salah dari ketiga obat tersebut, maka biasanya obat yang
bersangkutan diganti dengan obat yang lain.
Pemberian etambutol diawali dengan dosis yang
relatif tinggi untuk membantu mengurangi jumlah bakteri dengan segera. Setelah
2 bulan, dosisnya dikurangi untuk menghindari efek samping yang berbahaya
terhadap mata.
Streptomisin merupakan obat pertama
yang efektif melawan tuberkulosis, tetapi harus diberikan dalam bentuk
suntikan. Jika diberikan dalam dosis tinggi atau pemakaiannya berlanjut sampai
lebih dari 3 bulan, streptomisin bisa menyebabkan gangguan pendengaran dan
keseimbangan.
Jika penderita benar-benar mengikuti pengobatan
dengan teratur, maka tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian
paru-paru.
Kadang pembedahan dilakukan untuk membuang nanah
atau memperbaiki kelainan bentuk tulang belakang akibat tuberkulosis.
PENCEGAHAN
Terdapat beberapa cara untuk mencegah
tuberkulosis:
# Sinar ultraviolet pembasmi bakteri, bisa
digunakan di tempat-tempat dimana sekumpulan orang dengan berbagai penyakit
harus duduk bersama-sama selama beberapa jam (misalnya di rumah sakit, ruang
tunggu gawat darurat). Sinar ini bisa membunuh bakteri yang terdapat di dalam
udara.
# Isoniazid sangat efektif jika diberikan kepada
orang-orang dengan resiko tinggi tuberkulosis, misalnya petugas kesehatan
dengan hasil tes tuberkulin positif, tetapi hasil rontgen tidak menunjukkan
adanya penyakit. Isoniazid diminum setiap hari selama 6-9 bulan.
Penderita tuberkulosis pulmoner yang
sedang menjalani pengobatan tidak perlu diisolasi lebih dari beberapa hari
karena obatnya bekerja secara cepat sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
penularan. Tetapi penderita yang mengalami batuk dan tidak menjalani pengobatan
secara teratur, perlu diisolasi lebih lama karena bisa menularkan penyakitnya
Penderita biasanya tidak lagi dapat
menularkan penyakitnya setalah menjalani pengobatan selama 10-14 hari.
Di negara-negara berkembang, vaksin
BCG digunakan untuk mencegah infeksi oleh M. tuberculosis.